Thursday, July 30, 2015

si Mas Sekrip

Bulan september 2014 saya mulai berkenalan sama si mas Sekrip (Skripsi) dimulai ngajuin judul kemudian ketika udah ditunjuk dospem, si mas Sekrip ini ditolak. Alasannya terlalu luas, takut membahasnya sampe jangkauan hukum acara. Akhirnya bu dospem meminta 3 judul baru lagi. Saya menemukan 2 judul yang meyakinkan buat dibahas, dan 1 lagi judul yang nggak yakin buat diteliti. Tanpa dingana, si ibu malah pilih judul ketiga. Judul yang nggak jauh-jauh dari cita-cita masa kecil jadi dokter hewan. Tapi ini masih rada absurd, jurusan ilmu hukum, berkaitan dengan hewan. Hukum? hewan? hukum kehewanan?

Btw mau berucap terimakasih pada Jerry kucing yang menginspirasi saya meneliti ini. Kucing yang matinya ditangisin 2 hari tapi ternyata menginspirasi. Terima kasih Jerry.... Semoga kamu bahagia di surga hewan...

Mulai buat proposal, stuck di bab II apakah definisi pasien bisa disamakan dengan hewan? Di dalam Undang-Undang Kedokteran tidak mencakup dokter hewan, lalu bagaimana regulasi dokter hewan?
Pertanyaan ini salah satu dari beberapa pertanyaan yang berikutnya membuat cukup frustasi dan menghabiskan waktu beberapa bulan tanya dosen ahli hukum kesehatan, tanya lsm, nyari-nyari dokter hewan, dan lain-lain karena sejauh membaca artikel, berkeliling dari perpus fakultas, fakultas tetangga, sampe univ tetangga belum ada yang bahas. Sampe tau-tau nggak kerasa, si Tita udah pendadaran.....

Yang namanya skripsi bukan untuk balapan cepet-cepetan lulus. Skripsi adalah tugas terakhir sebagai mahasiswa. Nggak papa lama, asal maksimal dan tidak asal-asalan. Maksimalkan penelitian, curahkan pikiran, kerahkan kemampuan mata untuk membaca sebanyaaak mungkin hal-hal yang berkaitan skripsi, dan jangan lupa : gunakan KTM untuk hal-hal yang gretongan dan diskonan sebelum KTM dicabut univ :)) Skripsi bisa bikin stres maksimal, tapi jangan lupa bahagia!

Akhirnya penelitian juga! Berasa lagi ko-as dokter hewan tiap hari ke rs hewan, nyari responden main sama hewan lucu-lucu bikin mood nyekrip kembali berstamina layaknya abis minum kuku bima energi. Tapi kejutan masalah baru datang  di akhir januari, harus bedah kaki, nggak bisa jalan 2 bulan, nggak bisa naik motor, dan harus radiasi. Ditambah dospem saya adalah dosen baik hati nan perfeksionis yang harus bimbingan minimal 12 kali pasca draft akhir dikumpulkan............ 

Udah pasrah nggak rela karena ngga bisa lulus mei awalnya, karena waktu udah tinggal sebulan sebelum penutupan pendadaran, nggak rela karena udah usaha maksimal tapi si "penyakit" yang baru diketahui sejak kelahiran ini kenapa nongol sekarang.... Kenapa faktor ekstern yang nggak bisa diprediksi ini malah yang menghalangi. Ibu dan abang yang udah minta waktu cuti buat dateng wisuda, ayah yang sering nemenin penelitian. Mungkin lebih tepatnya rasa nggak enak sama keluarga :(

Sang dospem pun dilobi, namun apa daya bu dospem tetep nggak mau bimbingan via email. Setiap ada halangan selalu inget Allah yang menjanjikan "Di setiap kesulitan ada kemudahan." 
Kemudahan ini kemudian bersumber dari teman-teman super duper fantastis amazing baiknya luar biasa yang rela antar jemput bimbingan, nemenin nyekrip, dan baaaik banget buat dimintain tolong. Terlewati sudah 12 kali bimbingan dalam sebulan, setiap bimbingan langsung revisi, alhamdulillah insomnia pun jadi berguna, besoknya kumpulin sms ibunya minta bimbingan, gituuuuu terus hari-hari dalam sebulan. Pas dapet jadwal sidang pun awalnya hari senin hari terakhir nilai harus masuk di fakultas, sialnya kaki ini masi belum bisa diajak kompromi buat lari ngurusin nilai bolak-balik naik tangga, dengan baik hatinya dan kasian ngeliat saya yang belum bisa jalan dengan maksimal si ibu dospem memajukan hari pendadaran jadi dua hari sebelum nilai terakhir harus masuk di fakultas. Alhamdulillaaaaaaaaaaaaah luar biasa Allahuakbar!!!

Finally i did it!!!!!!!

Bulan terhectic. Meskipun nggak bisa jadi dokter hewan tapi Allah ngasih kesempatan saya buat nyicipin belajar pengetahuan tentang dokter hewan. JIka ditengok kembali ke belakang rasanya kelulusan dan skripsi ini adalah hadiah dari Allah sang Maha Sutradara Kehidupan Terbaik. Disitu juga saya belajar bahwa setiap usaha yang sungguh-sungguh tidak akan pernah mengecewakan hasilnya. Nothing worth having comes easy kalo kata si bule. Dengan ini hubunganku dengan mas sekrip harus diakhiri.

Babak baru selanjutnya dimulai : cari kerja buat naik haji!! Poster naik haji pun udah mulai ditempel di papan. Semoga kesampaian...kesampaian naik haji nya nggak sendirian....... (yaiyalah kan rame-rame!!!)

No comments: