Sunday, March 22, 2015

lovely sister and brothers

"Assalamualaikum, Mamaaa"
"Mama? mama siapa?" Bersuara ngebass
"He? Mama, ini bukan mama?"
"ini siapa? Salah sambung saya bukan mama"
"Eh kok suaranya kayak kenal."
"Eh ini siapa ya?"
"Lah ABANG??????? INI BANG EJA??"
"Loh kamu nul? ngapain telpon aku pake mama..mama segala?? mau minta pulsa???"
(Ketawa sampe lama banget menyadari kebodohan kami.)

Sejenak saya tersadar, ini adalah nomer abang. Jadi, memang selama ini keluarga kami jadi punya nomer simpati masing-masing, biar telpon murah. Tetapi kami juga tidak ngesave nomer simpati masing-masing, karena pasti hanya dipakai sementara aja, dan disinilah keteledoran kami dimulai. Wakakakakakaka

Anw, im so lucky to have an old brother like him.
Sedari kecil kami memang dekat layaknya minyak dan air dalam satu gelas. Dekat tapi gak nyatu. Selalu bertengkar tapi saling mencari, selalu ingin menyiksa satu sama lain tapi saling mempedulikan. Abang saya adalah minyaknya, selalu diposisi atas karena dia selalu melindungi saya, saya si air di bawah yang seringkali dilindungi sekaligus diplenet abang.

Sewaktu kecil karena anak cewek seumuran saya jarang ada, jadi dari kecil saya selalu main sama abang dan teman-teman cowoknya. Sejak kecil juga kalo saya di bully sama Abrar, abang selalu jd pelindung saya, dan mbuntutin abang jadi hobi saya sejak kecil sampe besar............ -____-"
Hingga abang kerja, menikah dan punya anak. abang selalu jadi tempat favorit cerita dan jadi dewan pertimbangan atas pilihan hidup yang saya buat, biarpun setelah beranjak dewasa terlihat damai sentosa tapi kami masih sering tinju cubit kayak bocah kalo saling ketemu, thats how we express our loves each other.

Terlahir terlalu lama merasakan jadi anak bontot dan ternyata nggak jadi bontot karena punya dua adik kembar di tahun 1999, membuat saya terlena terlalu menikmati berperan sebagai anak bontot yang dilindungin abang dan paling dimanja orang tua. Kehadiran si kembar merupakan saat yang dinanti-nanti ketika adik saya di tahun 1998 meninggal, biarpun jadi anak bontot dari kecil saya selalu pengen punya adek (biar gantian bisa nakalin) mehehehe.

Irham dan Irma, kedua bocah kembar ini lahir dalam rahim ibu dengan beda kelahiran 8 menit, tetapi memiliki begitu sifat yang berbeda satu sama lain. Sekarang sudah kelas 1 SMA, dan merekalah alasan saya selalu ingin cepat pulang, dan mereka juga alasan saya ingin cepat lulus dan bekerja di jakarta. Kita hampir enggak pernah berantem semenjak dewasa gini, tapi justru jadi tempat curhat paling apik, dan dirumah karena anak emak tinggal 3 (abang udah kawin dan beda rumah) kita jadi makin lengket satu sama lain kayak kulit bekas operasi kemaren yang nempel sama kain kassa, kalo dirumah gak bertiga lengkap juga kayak kulit luka bekas operasi yang bolong dan gak dikasih obat, ya bolong aja terus gitu. (Yaopo E!!) #edisibaladabekasoperasiinfeksi

Entahlah, karena dulu abang cepet banget setahun kerja langsung kawin di usia 23, rasanya saya justru nggak pengen nikah di usia muda banget kayak abang dengan alasan klasik nan crunchy (krik-krik alias nggak penting) : pengen main sama bocah-bocah dulu sampe puas, pengen ngajak mereka jalan-jalan, pengen ngasih mereka uang saku. HAHAHAHAHAHAHA, elu emak apa kakak sih nul??? dan ini seriusan, enggak bercanda.

Mungkin inikah yang dinamakan cinta karena Allah? ingin membahagiakan apapun yang terjadi, ingin selalu berada di dekatnya dan menjadi sosok yang sekiranya ketika mereka butuh, saya selalu ada di samping mereka. Yes, i love them more than everything that i have in my life, i love u twinsssss. I love u bang gembul, irhum dan irmul!! Mereka adalah cinta kedua dalam kehidupan saya setelah kedua orang tua tentunya. Semoga kita menua tanpa harus berjiwa tua.

Dalam rangka abang ulang tahun, dia harus make topi beruang selama makan bareng sampe perjalanan pulang ke rumah qiqiqiqi

Kepadamulah aku menyampah, kepadamulah aku selalu bisa bercerita bebas dari lubuk hati terdalam, kepadamulah aib-aibku di tahun 2008 telah terkumpul menjadi satu dalam blog ini. Btw, terima kasih ya blog telah menemani perjalanan hidup saya 7 tahun ini. Semoga kelak ketika saya punya anak, mereka tidak menemukan diari perjalanan aib ibunya yang aneh sejak SMA ini. Semoga calon suami saya, keluarganya nggak membatalkan perkawinan setelah kepo blog saya. Terima kasih blog!!! Aku cinta kamu. Terima kasih nguungnguung, suara isi hati kepala saya yang kok lama-lama suaranya kayak suara lalat ijo ya? 
Panjang umur, sehat-sehat, dan bahagia selalu blog.