Saturday, January 31, 2015

pilihan hidup.

Selamat datang KMTA (Kumpulan Mahasiswa Tingkat Akhir)

Bulan februari ini, angkatan saya mulai beberapa orang wisuda. Salah satunya, konco kental manis saya : Iftitah Sari.

Sedih? Iya. Teman begadang sampe pagi + temen makan ini akan menghilang dari jogja bulan ini. Kasus angkatan saya yang udah cepet banget pada ngejar wisuda februari ini menimbulkan perselisihan. Ada yang bilang "buat apa sih lulus cepet? tapi kalo gak mendalam ilmunya? atau buat apa lulus cepet, belom juga cumlaude, buat apa sih lulus cepet, dia kan blablablabla" Fyi aja, karena hukum bekerja selain otak juga pake mulut jadi ya mulutnya suka pada ceriwis (bacot)

Kenyinyiran ini lumayan kenceng sih di angkatan, tapi gue rasa semua orang punya pilihannya masing-masing untuk menentukan target kelulusan maupun kehidupan. Hidup itu pilihan.

Seperti tita yang lulus cepat karena pengen ngejar toeflnya dan lanjut s2 di luar negeri, atau teman saya yang wisuda karena telah ada yang melamarnya, kemudian senior saya yang lulus 6-9 tahun karena senang berkecimpung di dunia lomba peradilan semu, atau temen yang pinter banget, karena suka penelitian jadi lulusnya agak tertunda. Gue pikir ini hal yang wajar, selama ada alasannya dan ada yang kamu perjuangkan.

cepat atau lama lulus, semua harus ada alasannya. Jangan cepat lulus tanpa tau untuk apa harus lulus cepat, dan jangan lulus lama karena gak tau alesannya kenapa bisa lama lulus. Kalo kamu Na?

KKN : Desa Temajuk, kalbar

Dusun Takam Patah, saya ditempatkan di dusun yang paling ujung dekat sekali dengan perbatasan Malaysia. Hanya 10 Menit saja, kita bisa temui desa malaysia. Jadi jangan heran kalo sinyal tiba-tiba suka roaming sendiri, karena di desa saya sulit sekali sinyal. jadilah, sinyal menjadi barang berharga selain kamu......... #eh #yaapasih

Kesulitannya juga adalah listrik : di desa ini belum masuk listrik jadi warga menggunakan genset sebagai penopang terangnya masing-masing rumah. Ada rumah yang belum ada genset jadi gelap-gelapan. Ada juga yang udah punya. genset ini menggunakan bensin, kalo Bapak angkat saya, semalam biasanya membutuhkan 5 liter bensin dan disini bensin seharga 9.000/liter. jadi satu malam bapak menghabiskan hanya buat listrik aja udah 45.000 sendiri. kalo lebaran berubah jadi 15.000/liter. Mahal abissssss
Suatu hari pernah karena bapak mau antar emak ke rumah sakit hingga 3 hari, jadi saya bersama dua orang roomate yaitu tita (hukum) dan erika (gizi), kita terpaksa gelap-gelapan dirumah. karena genset bapak besar sekali tak ada yang mampu menyalakan kecuali bapaknya sendiri. Suer ini bapak kekuatannya super banget!
Beberapa hari itu kami masak sendiri, tidur pun gelap-gelapan. Masak pun kami ambil kangkung di selokan depan rumah, masak nasi, ambil kelapa di halaman bapak. Tadaaaa!!! Jadi deh nikmat banget. Kita ngajak temen-temen lain buat makan di rumah kami. karena itu udah jam 6an, kami makannya pake senter, dan nikmatnya makanan itu sesederhana ini. Seadanya, kebersamaan, dan semua terlihat lezat meskipun sederhana. Tidur gelap-gelapan pake senter huahaha.

Selain itu juga air alirannya tidak mengalir ke seluruh dusun. Jadi kalo dusun saya hingga ke arah menjelang perbatasan, sulit air. Kebetulan pusat airnya ada di rumah saya, jadi setiap pagi dan sore warga mengambil air dirumah berdirijen-dirijen buat dibawa pulang ke rumahnya masing-masing. Beratnya 1 dirijen yang udah full sama air, beratnya ampun-ampunaaaaaaaaaaan.......... *nyerah ngangkat*. Jadi ketika hujan, merupakan berkah bagi warga, karena airnya bisa ditampung untuk mandi, masak, dan lain-lain. Temen saya May, Ika, dan Ovi di desa camar bulan, karena di rumah mereka sulit air, mereka kadang mandi di sungai pake kain berasa dayang-dayang yang mandi di sungai. :) well setiap rumah punya ceritanya masing-masing siih :D

Memang desa temajuk merupakan desa yang perbatasan yang mungkin kita hanya tahu di tv-tv aja dengan gambaran desa perbatasan adalah desa yang keterbelakangan. Tapi jangan salah dengan desa temajuk. Salah satu program kami yaitu mengajar di sekolah-sekolah, dan kebetulan saya mengajar di SD bagian kelas 4, 5, dan 6 matpel Matematika di SD Maludin. Anak-anaknya pintar banget! Setiap misalkan saya ngasih soal-soal, cepet banget jawabnya, perpustakaan SD nya meskipun seadanya tapi selalu ramai siswa. Rasa penasaran dan keinginannya untuk belajar patut diacungi jempol jika dibandingkan SD perkotaan. Memang sih, kekurangannya SD di perbatasan adalah lambatnya pendistribusian buku-buku pelajaran ke siswa. Kata ibu-ibu disana yang anaknya cerdas-cerdas ngasih tau rahasia kecerdasan anaknya ke kita, yaitu sejak hamil ibunya selalu makan bubur ikan, ikannya ikan laut. dan direbus.......... (duh rasa ikan direbus tuh sebenernya........)

Disana, karena kalo ayam sukanya masak dogeng alias pantat ayam, yang mana saya paling gak doyan ayam bagian ini .___. jadi saya lebih milih untuk makan ikan, padahal kalo dalam kehidupan sebelum KKN gak terlalu doyan ikan, tapi di Temajuk punya banyak ikan aduhai amboy dagingnya! Pernah liat lele segede lengan? atau ikan rasa daging ayam? ikan dagingnya lembut banget? lobster? daging rusa? Berkat KKN saya jadi pernah nyobain semua jenis makanan ini. hihi

Terlalu banyak yang pengen diceritain hingga postingan ini berkarat dalam blog gak di posting-posting. Maapken.

Untuk lebih detail seperti apa desa temajuk dan kegiatan kita, ini video yang mencakup desa temajuk. Semoga abis lulus, bisa ke desa temajuk lagi!! Nyok nabungggggg