Tuesday, July 14, 2015

"Magang"

Hari ke - 20 berakhir sudah proses "magang" dimana pembelajaran yang bisa saya ambil adalah bagaimana kita bisa menerima apa yang terjadi dengan cukup satu tarikan nafas, tidak banyak bertanya, dan tidak mengeluh. Just do it.

Ternyata keikhlasan yang paling nyata adalah penerimaan diri atas apa yang terjadi bukan menghakimi dan berkata "iya gue ikhlas" karena semakin berkata "iya gue ikhlas" maka yang saya ketahui hanya diri ini semakin menolak menerima apa yang terjadi.

Nyatanya sebulan "magang" yang awalnya proses penerimaan menjadi proses yang pasti akan saya rindukan, rindu orang-orang yang bernasib sama yang saling memberi cerita dukungan, pesawat yang berputar, rasa deg-degan menunggu nomor antrian, orang-orang yang terbalik memanggil nama saya menjadi "Shiren",dan pertanyaan yang selalu sama diajukan ketika berkenalan, "SMA dimana dek?"

Hari pertama saya "magang" saya duduk disebelah nenek-nenek yang diperban mata sebelahnya. Nenek ini asalnya dari Pekanbaru dan setiap hari datang sendiri.
"nenek tinggal dimana disini?"
"saya tinggal di rumah penduduk sini, disini banyak rumah penduduk dijadiin tempat sewa kamar-kamarnya. jauh lebih murah dari kos-kosan sini dik"

Nenek ini pun bercerita bahwasanya anaknya bekerja di Jakarta namun tiada yang bisa menemaninya ke rumah sakit karena harus bekerja, rumah anaknya pun jauh di Bekasi. Nenek terkena tumor ganas yang menyerang mata sebelahnya, sehingga matanya harus diambil.

"Dik.... adik harus bersyukur.. insya Allah semua akan indah dik, insya Allah kita semua sembuh. Adik jangan berkecil hati walau masih muda, jalan adik masih panjang. Nenek kehilangan mata nenek satu nggak papa, nenek bersyukur sekali Allah ngasih mata kita dua, nenek masih bisa lihat. Apalagi adik yang masih utuh tubuhnya. Adik harus semangat dan jaga kesehatan selagi muda dikasih seperti ini........."

Ada orang yang cerita hidupnya dapat dijadikan pelajaran bagi orang lain, secara tidak sadar orang tersebut telah memberikan kebaikan bagi orang lain melalui ceritanya dan bukankah orang yang paling beruntung adalah orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan? kebaikan pun mudah, melalui cerita pun kebaikan dapat mengalir.

Dari selama proses "magang" pun saya jadi sangat bersyukur, ternyata Allah ngasih secuil cobaan supaya saya selalu inget bersyukur dikasih hem******. Ternyata Allah nggak pernah sia-sia dalam memberikan jalan takdir hidup setiap manusia. Ketika nanti naik kelas dengan cobaan lebih besar lagi, jangan, pernah, suuzon sama Allah. Doa, dengar, dan jalani hidup apa adanya. Allah hanya ingin kita merasa lebih bersyukur dalam menghadapi hidup, gunanya apa? agar hidup lebih bahagia, lebih bermakna.

No comments: