Tuesday, July 8, 2014

nikah muda?

Menginjak usia 20-an. (yaampun tuak amat).
Terkadang mulai terbersit kata-kata "kawin kapan?" "si anu udah nikah" "si ini udah punya anak" belum lagi ibu yang suka mengingatkan saya "kamu nikah paling lama 23 aja, abang aja 23" ini menjadi beban yang amat berat bagi saya seorang adik abang berjenis kelamin wanita. yang punya abang laki. menikah di usia muda dua puluh tiga. dan usia 23 buat saya adalah 2 tahun lagi. #jegeeerrrr

Kalian juga sudah mulai tahu ada hadits yang diriwayatkan oleh Baihawi dari Anas bahwa Rasulullah saw bersabda, "apabila seorang hamba menikah maka sungguh orang itu telah menyempurnakan setengah agama maka hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam setengah yang lainnya."

menikah itu menyempurnakan setengah agamanya. Tapi, bagi gue menikah itu adalah ibadah paling beresiko. karena ketika seseorang mengikatkan dirinya untuk saling mencintai dalam ikatan suci bernama perkawinan dimana (bagi gue) ikatan sekali seumur hidup berarti ia harus siap menanggung segala resiko akibat ikatan perkawinan tersebut. Its mean, kita sebagai suami-istri punya tanggung jawab untuk saling mencintai, mempertahankan rumah tangga, memiliki keturunan, mendidik anak menjadi anak yang soleh/ah.

ketika sudah berumah tangga, ada kalanya kita mengalami puber kedua. dimana kembali seperti usia remaja yang mencari identitas dirinya. mulai terombang-ambing, dan mulai merasakan ketidakpuasan dalam hidup dan seperti usia muda adakalanya terbersit untuk memiliki pasangan lagi. (Catatan Hati Seorang Istri Banget). Belum lagi namanya sindrom kebosanan dalam rumah tangga. atau apa tujuan dari pernikahan itu sendiri? apakah semua pasangan menikah untuk menghasilkan keturunan? bagaimana jika belum diberikan keturunan hingga bertahun-tahun? apakah suami akan poligami dengan alasan tidak dapat memiliki keturunan ataukah bercerai? astaghfirullah...

ada banyak. banyak sekali resiko-resiko yang cukup membuat saya berpikir ulang mengenai menikah muda. ketika nanti akan menikah dengan seseorang. berarti kita sudah siap dengan segala resikonya. kelebihan dan kekurangan pasangan. dan jelas harus satu tujuan dalam mendirikan rumah tangga.

gue salut sama orang-orang yang menikah muda. bukan persoalan rezeki, rezeki pasti sudah diatur oleh Tuhan. tetapi lebih ke mental. yak, menikah itu memerlukan kesiapan mental masing-masing manusia. bukan sekedar melampiaskan nafsu belaka.

No comments: