Saturday, July 28, 2012

Waspada orang asing

Kebiasaan gue di Kota gudeg ini setiap naik angkutan umum hampir selalu bertemu dengan orang asing yang setelahnya kami berasa udah kenal lama dan rela cerita-cerita apa aja. Kebiasaan ini ga pernah gue temuin di Jakarta, yaa kalo di Ibu kota tersebut paling banter cuma nanya-nanya mau kemana, atau hanya sekedar bertanya arah.

Mulai Dari bapak-bapak mantan letkol yang nasehatin panjang tentang negara yang sedang dirundung krisis keadilan, ibu-ibu yang curhat anaknya ga cocok sama jurusannya *baca postingan : semua orang tua*, mas-mas di Bis yang cerita tentang asmaranya yang kacau balau bikin frustasi, dan penyesalan seumur hidupnya karena selama sekolah ga pernah serius, mbak-mbak yang lagi s2 dan pengen segera lulus lalu menikah, daan masih banyak lagi.

terkadang, dengan mendengar cerita-cerita mereka gue bisa belajar tentang hidup walaupun tidak terjadi dalam nyata di kehidupan gue, yang ngeri-ngeri jangan sampe kejadian jugaaa sih


Mudah bercengkarama dengan orang Asing kaya gini harus ada batasnya. Semenjak kemaren, setelah gue naik Bogowonto menuju Bekasi, gue memutuskan untuk lebih berhati-hati terhadap orang yang baru kenal. Karena orang asing tetaplah orang asing, dan kadang dia bisa saja mengerikan.

Alkisah, sebut saja nama orang tersebut Asep.
Kang Asep ini, bilangnya di Jogja abis dari kerja ada proyek disini. Bilangnya anak Manajemen UI yang udah lulus, tapi ketika gue tanya lulusan taun kapan dia mikirnya lama dan ga bisa jawab kapan dia lulusnya, tinggal di Kebon Jeruk. Bilangnya juga kerja di Bank Niaga, walaupun ketika njawab tangannya gerak-gerak seolah...... bukan bermaksut suuzhon.... tapi terlihat sedang bohong.

Terhadap orang asing, sebenernya juga gue ga pernah merespon terlalu berlebih, kecuali dia yang nanya ke gue, lebih banyak lagi yang biasanya cerita panjang lebar dan gue tinggal mempersiapkan telinga terbuka lebar dan beberapa jawaban untuk merespon.

Kang Asep ini beda. dia bukan orang asing biasa yang gue temuin. obrolannya penuh pertanyaan tentang kehidupan gue. Anak ke berapa, asal mana, kakak kerja dimana, tinggal dimana. dan beberapa jawaban gue mengarang bebas, karena gue rasa ada yang gak beres dengan orang ini. Super apesnya lagi, kenapa gue harus duduk depan-depanan dengan orang ini. dan gue menjawab sekenanya dengan tampang muka datar, mimik wajah tidak terlalu tertarik dengan topik pembicaraan. Biasanya mimik seperti ini diluncurkan ketika gue bertemu dengan Om-Om gatel, dan gue rasa mas-mas yang satu ini termasuk kriterianya.

benar saja..... pertanyaan mengerikan mulai diluncurkan.....
"punya BB ya? aku minta pin kamu dong"
"hah BB? ini punya kakak saya, bukan punya saya"
"oh yaudah deh nomer aja punya kan? aku minta ya supaya lain waktu bisa silaturahmi gitu"
*kampret.... ini ngeri banget. option di pikiran gue ada 2 :
1. Pura-pura ga denger terus sok-sok ketiduran,
2. Lari ke toilet pura-pura kebelet boker
tapi pada akhirnya gue melakukan diluar option gue karena option gue kayanya gak wajar juga....

"nomer hp? buat apaan?"
"yaa buat silaturahmi aja gitu, siapa tau nanti bisa ketemu lagi"
"hee... ngga usah aja ya mas, buat apa juga nomer handphone dipake untuk silaturahmi"
"ga boleh nih? yaah... ga dipake buat apa-apa kok"
"enggak deh mas. maaf ya!"

muka mulai berkerut, alis turun, idung ngembang. ekspresi muka gue udah MARAH nih abang-abang udah gak bener banget.
setelah itu gue langsung ambil tas di rak atas, dan masukin segala barang didalamnya, pake headset dan tidur. selama perjalanan gue mencoba merem daripada gue harus bertemu nih mas-mas dan dia ngajak gue ngobrol lagi. toloooong ada mas-mas gateeeeeeeeeel, tolong garukin pantatnya pake cakaran macan biar kapok, biar cacing kremi di pantatnya ilang dan gak gatel lagi!!!

Yaaah, Ayah saya selalu benar untuk selalu berhati-hati dengan orang asing terutama yang lawan jenis, karena mereka itu kebanyakan ganjen. Yeeh si akang asep ini lah contohnya. Cerita gue belum seberapa daripada cerita-cerita mengerikan lainnya yang sampe diculik dan lain sebagainya. Ya, terlalu cepat akrab itu memang gak selamanya bagus. Waspadalaaaaaah kalo kata bang napi. Waspadalaaaaah.

No comments: